Kamis, 11 Juni 2020

Seni Berbahasa Asing ( Narasi Kamisan )


Snowpiercer , sebuah film berbahasa Inggris, karya Bong Joon Ho beberapa tahun lalu, namun bukan Chris Evan yang bikin saya tertarik melainkan terselipnya om Song Kang Ho dan Go Ah Sung sebagai  pasangan bapak dan anak warga Korea yang tetap berbahasa Korea. Walau demikian perbedaan bahasa tidak jadi penghalang ( bahkan om Song dan Ah Sung gak perlu  repot belajar dan menghafal dialog bahasa Inggris segala :D ). Di dalam film mereka berkomunikasi antar bahasa dengan  sebuah perangkat di tangan untuk penerjemah real-time.


Menilik jaman sekarang , alat seperti itu sudah bukan hal yang baru, banyak dijual di pasaran bahkan seorang om Google-translate pun bisa melakukannya ( kalau hanya sekedar bahasa formal sehari-hari). Bahasa asing bagi kaum utilarian hanyalah sebagai alat untuk sekedar komunikasi dan mencari informasi, namun apakah hanya sedangkal itu ?

Bacaan kamisan hari ini membahas soal pembelajaran bahasa asing ( dalam hal ini Charlotte Mason menggunakan bahasa Perancis sebagai bahasa asing ). Dituliskan bahwa guru bahasa Perancis hanya memberikan sedikit bahkan sangat sedikit penjelasan dan kosakata, kemudian membacakan 9 halaman dari living book terpilih , tanpa henti , tidak ada jeda ataupun penjelasan, seperti halnya mereka membaca buku bahasa Inggris. Setelah itu siswa diberi kesempatan bergantian untuk menarasikan cerita tadi dan dalam bahasa Perancis !

Wow ! saya membayangkan bagaimana serunya suasana pembelajaran seperti itu, dengan guru yang berdedikasi tinggi dan mencintai bidang yang diajarkannya, menularkan antusiasme tinggi kepada para murid,  serta didukung dengan buku bacaan yang berkualitas tinggi pula. Tidak dipungkiri memang tiga hal dalam metode Charlotte Mason
Education is an atmosphere
Education is a discipline dan
Education is a life
tersaji , terasa dan terpenuhi dalam sepotong adegan pembelajaran bahasa di atas. Hanya dengan membangun kebiasaan dari dini, cukup dengan 2 jam 45 menit ( dalam seminggu ) atau berarti hanya perlu 'belajar' 20- 30 menit sehari. Prinsip short lesson Charlotte mason dan  alon-alon kelakon, membuat siswa-siswa CM di usia masih muda belia sanggup berbahasa asing dengan fasih.

Akhirnya bahasa asing menurut CM  tidak hanya sebagai sekedar alat komunikasi namun juga sebagai jalan pembuka ke lebih banyak pengetahuan, seni , budaya dan sejarah umat manusia itu sendiri. Pastinya bagi saya pribadi , ada kepuasan tersendiri bila menguasai minimal satu bahasa asing , sukur-sukur kalau lebih ^,^

Sebagai penutup, biarlah ilustrasi di bawah membuka wawasan kita bagaimana uniknya sebuah seni berbahasa, sehingga mustahil bisa diterjemahkan oleh mesin ( saat ini ). ^,^


versi audio  youtube 


Bacaan Kamisan 11 Juni 2020 : CM vol 6 page 211 - 213 : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar