Selasa, 30 Oktober 2012

Day 1 : Dinner at Jimbaran

Cerita sebelumnya : klik sini

Perjalanan dilanjutkan dengan menuju ke daerah Jimbaran yang letaknya tidak terlalu jauh dari Uluwatu, sekitar 30 menit perjalanan, kecuali ada macet-macet sedikit. Di dalam mobil kami masih ‘menceramahi’ Clarisa yang habis ‘kehilangan’ hp nya.
Tidak lama kemudian sampailah kami di daerah Jimbaran , kami minta direferensikan oleh Pak Wayan warung makan yang harganya reasonable, karena banyak tempat makan di Jimbaran suka pasang harga seenaknya dan seafoodnya kurang segar. Sebelumnya saya baca di blog J-travel juga mereka makan di Made & Bagus Cafe, ternyata Pak Wayan juga merekomendasikan tempat yang serupa. Penampilan warungnya memang sederhana sekali, buku menu juga hanya menggunakan kertas dilaminating.

Begitu dipersilakan duduk mertua sudah kebingungan berjalan karena di atas pasir pantai kakinya sebagian terbenam. Sampai akhirnya kami minta tolong waiternya untuk memindahkan meja dan kursi lebih mendekati ke warung, supaya tidak perlu jalan jauh.
Setelah menu ditawarkan , saya melihat harga-harganya. Untuk ala carte jauh lebih mahal karena porsinya besar sedangkan harga 1 paket untuk 2 orang ada yang seharga Rp. 300.000,- .  Saat saya lihat perinciannya itu bisa dimakan ber-4 karena mertua dan Clarisa makannya sedikit sekali. Daripada beli paket yang banyak dan mubazir , pilihan kami tertuju pada paket 2 orang tersebut yang meliputi :
Nasi putih 1 bakul
Ikan bakar
Cumi bakar
Udang bakar
Kerang asam manis
 Plecing kangkung
Aneka sambal
2 buah kelapa muda ( utuh ) 
Kemudian untuk tambahan minum kami membeli 2 buah kelapa muda lagi.

Tak lama setelah kami memesan makanan sudah disajikan langsung saja kami menyantap, dan porsinya memang banyak untuk ukuran 2 orang, bahkan untuk kami yang berempat, porsi itu termasuk lebih dari cukup. Akhirnya mertua saya ‘memaksa’ Pak Wayan untuk ikut makan sedikit lagi dengan kami. Pak Wayan yang sudah makan jadi ikut membantu melahap makanan yang ada.


Suasana makan di jimbaran memang beda, kita bisa menikmati seafood di pantai yang terbuka, sambil mendengarkan deburan ombak, melihat pemandangan lampu-lampu kota di sisi kiri dan lampu-lampu airport Ngurah Rai di sisi kanan. Selain itu ada para pemusik akustik juga yang berjalan-jalan dari meja ke meja, bisa juga request lagu khusus dan memberi mereka ‘saweran’ seikhlasnya.

Sayang tidak bisa berlama-lama menikmati karena Karen sudah ngantuk banget, jadi sudah gak mau diajak duduk diam, apalagi tidak ada high chair jadi otomatis saya dan suami bergantian untuk menggendong dan ajak Karen muter-muter. Batere kamera juga hampir habis, jadi tidak terlalu banyak yang bisa didokumentasikan , 'didukung' tidak fokus memfoto, suasana yang terlalu temaram dan perut lapar, tambah gak konsen moto nya hahahaa...


Overall menu yang disajikan ‘warung’ ini sangat cocok dengan lidah kami , ikan bakar, udang bakar nya enak banget dengan sambal-sambalnya yang berbeda menghasilkan cita rasa yang beda dan lezat. Kerang asam manisnya juga enak banget , kita makan langsung kerang tersebut dengan menyeruput dari kulitnya. Kerangnya beda dengan srimping, kulitnya lebih tebal, dan dagingnya lembut dan kenyal. Sayang cumi bakarnya sedikit agak alot / ulet , setelah kami tanyakan memang pas dari suppliernya cumi nya agak ‘tua’ , tadinya saya pikir cumi nya overcooked sehingga jadi alot gitu hehee...
Tapi yang penting puas dan kenyang banget makan di Jimbaran. Next time ke Bali mau dinner sambil lihat sunset di Jimbaran hehehe....
Setelah semua selesai, mertua juga sudah puas ‘nitili’ ikan , kami melanjutkan perjalanan pulang. Sebelum semua beranjak , saya dan Karen lebih dulu menunggu di mobil, sambil menyusui Karen yang sudah mengantuk. Di mobil Karen langsung tertidur sampai di Hotel juga masih tertidur ( tumben si Karen, saking kecapeannya hehehee.. ) . Sampai ditaruh ranjang hotel pun Karen masih tertidur dengan pulas dan wajah yang damai :D
Kami semua beristirahat untuk melanjutkan trip keesokan harinya.

Sabtu, 27 Oktober 2012

Day 1 : Kecak Dance at Uluwatu

Cerita sebelumnya : klik sini

Tepat pukul 15.30 kami sudah siap di lobby ternyata Pak Wayan sudah menunggu sebelumnya ( benar-benar on time ! ) , langsung kami menuju ke Uluwatu.  Karena siang hari kami tidak makan lagi dan  jam pertunjukkan Kecaknya jam 18.00 WITA sehingga tidak memungkinkan untuk berhenti makan. Saya minta Pak Wayan berhenti kalau ada toko roti / bakery sepanjang perjalanan ke Uluwatu, untuk ganjal perut  dulu . Pak Wayan bilang kalau nanti ada bakery kalau kita ke Uuwatu. 

Sambil menikmati perjalanan, sampailah kami di sebuah toko seperti swalayan “Pepito Express” , saya segera turun sendiri untuk membeli roti dan aqua besar untuk persediaan di hotel. Ternyata pilihan roti di Pepito ini enak-enak ( biarpun baru baca judulnya doang wkwkwk...) dan harganya cukup murah. Sampai-sampai saya lapar mata dibuatnya.


Yang paling menarik ada sandwich yang dipajang di refrigerator karena terlihat warna-warni, segar dan murah. Saya membeli sandwich ham keju dengan sayuran yang segar hanya seharga Rp. 12.000,- hehehe sangat murah untuk ukuran Bali.
 

Kemudian kami langsung melanjutkan perjalanan ke Uluwatu , sesampai disana Pak Wayan seperti menjadi tour guide kami, dia bantu antar ke tempat pembelian tiket masuk dan mengantar sampai ke dalam dimana dijual tiket pertunjukan Kecak Dance nya. Di dalam kami berfoto sebentar untuk kenang-kenangan.



Mr. Wayan , driver kami selama di bali ( kanan )

Foto di area spot foto Uluwatu
Harga tiket pertunjukkan Kecak Rp. 70.000,- / orang , tempat duduk memilih sendiri , jadi semakin awal semakin bisa memilih. Hanya saja bakal digeser-geser kalau tempat sudah mulai sesak. Berharap ke depannya wisata Tari Kecak ini bisa dimanajemen dengan baik sehingga lebih rapi dan terorganisir, wisatawan juga lebih nyaman saat menonton.


Jarak jalan kaki ke area Kecak Dance bagi mertua saya termasuk agak jauh, sehingga harus pelan-pelan dan hati-hati. Sesampai di area pertunjukkannya ternyata sudah ramai sekali. Pak Wayan membantu mencarikan tempat duduk , ya biarpun agak empet-empetan ( bahasa Indo nya  : desak-desakan ^,^ ).



Berjuang mendapatkan tempat duduk, 90 % turis asing
Kami dapat posisi yang cukup strategis, tepat menghadap ke sunset. Sayangnya di depan kami dipasang janur-janur sehingga foto sunsetnya tidak bisa sempurna *nangis bombay T,T ...





Sampai rela lesehan untuk bisa menonton

Sesaat setelah duduk , ponakan saya Clarisa bilang kalau hp nya tidak ada. Hp nya dimasukkan di saku celananya, yang saat itu dia menggunakan hot pant .Flashback.... Sebelum pergi, kami semua sudah ingatkan Clarisa untuk tidak memakai celana seperti itu , dia bilang nanti kan diberi sarung jadi ya gak papa. Karena dia bersikeras ya kami bebaskan.
Kembali ke hp hilang.. Spontan mertua saya langsung kaget , marah karena Clarisa tidak nurut untuk berganti celana . Dia meminta Clarisa untuk mencari kembali ke arah parkiran.  Saya juga sms ke Pak Wayan kalau-kalau hp nya terjatuh di mobil. Sayangnya Pak Wayan tidak segera membalas hp kami dan pertunjukkan sudah dimulai . Tampang Clarisa langsung jutek, gelisah, dengan wajah cemberut sepanjang pertunjukan.  Ekspresi mertua juga bingung , jengkel ma cucunya dan akhirnya tidak menikmati pertunjukkannya karena sibuk mikirin hp cucunya. :(


Saya dan suami duduk terpisah 1 sisi. Bersyukur Karen waktu pertunjukkan tidak terlalu rewel, karena kan duduknya cukup lama , pertunjukkan sekitar 1 jam sendiri ditambah waktu menunggu. Saya sempat menyusui Karen satu kali di tempat umum hihi.. sebagian besar turis ada turis asing jadi ya cuek-cuek saja menyusui di tengah banyak orang, lagipula kan mereka fokus ke pertunjukkan Kecaknya

Tari Kecak diawali dengan masuknya para penari Kecak yang semuanya pria dan memakai sarung kotak-kotak. Suara cak..cak...cak... adalah ciri khas dari Kecak karena itu dinamai Kecak. Sepanjang pertunjukkan para penari kecak menampilkan tarian dan suara yang sangat dinamis dan luar biasa kompak. Padahal pertunjukkan 1 jam tanpa alat musik sama sekali hanya dengan suara para penari Kecak. Inti cerita Tari Kecak diambil dari kisah Ramayana, dengan tokoh Rama, Sinta, Rahwana, dan Hanoman.  Pertunjukkan ini tidak melulu serius tapi ada juga sedikit komedi dari Hanoman yang mahir loncat kesana kemari di antara penonton, bikin terkejut tapi juga lucu, terkadang dia mengambil kaca mata atau topi para turis untuk bergaya.

Foto-foto berikut adalah sebagian foto Tari Kecak, 
noisenya tinggi, karena sudah gelap terpaksa pakai ISO tinggi untuk mendapatkan speed yang cepat.
Foto-foto sudah diresize jadi resolusi lebih rendah.






Rahwana yang masuk dengan mengejutkan
Hanoman yang bikin kejutan langsung melompat ke tengah penonton


Sebelum pulang berpose dengan Hanoman
 Saat pertunjukkan selesai para penonton bisa berfoto dengan para penari Kecak dengan gratis wkwkwk... Oiya walaupun yang menonton seabreg-abreg tapi ternyata mereka keluar dengan rapi tanpa berdesak-desakan. Saat pertunjukkan selesai, Pak Wayan sudah menjemput kami di kursi kami dan kami bilang kalau hp Clarisa hilang. Sehingga sepanjang jalan keluar ( karena jalan keluar beda dengan jalan masuk ) , kami  mencoba calling ke no hp Clarisa yang statusnya masih aktif ( asumsinya masih tidak ditemukan oleh orang / dicuri ) . Pak Wayan membantu dengan me-miscall sepanjang jalan masuk yang pertama. Kami bertemu di pintu keluar tanpa menemukan hp. Saya berharap hp Clarisa terjatuh di mobil.

Di pintu keluar sekaligus pintu masuk utama yang ada penjualan tiket masuk, Clarisa menanyakan kepada para penjaga pintunya. Mereka tidak menemukan ada hp terjatuh, karena kalau menemukan akan langsung diumumkan saat pertunjukkan. Dan mereka juga bilang kalau orang sini ( note : orang Bali ) yang menemukan pasti akan dikembalikan, mereka takut karma ( kepercayaan Bali /Hindu, kalau berdosa akan bereinkarnasi lebih rendah ) .

Karena tidak ada kemungkinan di dalam area Uluwatu, jadi Pak Wayan menuju ke mobil. Setelah mobil sampai di pintu masuk, Clarisa langsung menemukan hp nya ada di kursi mobil dengan banyak misscall. Puji Tuhan karena memang terjatuh di mobil. Saya ikut "mengomeli", maka nya kalau dibilangin orang tua harus taat , ini Tuhan baik karena memakai teguran dulu belum hilang total hp nya. Clarisa seneng banget, wajah jutek nya hilang berubah jadi ceria.

Perjalanan kami berlanjut menuju Jimbaran yang terkenal dengan makan seafood di sepanjang pantai.

Next : Dinner at Jimbaran

Day 1 : Kuta - Legian

Cerita sebelumnya : klik sini

Sesampai di airport setelah mengambil bagasi dan ke toilet , kami menuju pintu keluar. Disana sudah menunggu seorang bapak membawa tulisan nama saya , ternyata driver kami di Bali, Mr. Wayan sudah siap menjemput kami. Dia langsung membantu membawakan koper kami dan mengajak kami keluar menuju tempat menunggu mobil. Kemudian dia berjalan ke arah parkiran. Sesaat kemudian sebuah mobil APV putih sudah tiba, itu mobil yang kami pakai selama di bali. Mobilnya bersih dan nyaman. Mr. Wayannya juga sabar dan bisa beri masukan untuk rute-rute dan tempat-tempat yang akan kami tuju.


Karena waktu masih menunjukkan pukul 9 pagi dan kami belum sempat sarapan, saya minta Pak Wayan antar kami ke tempat makan dulu di daerah Kuta , tak jauh dari bandara. Saya sebutkan nama Rumah Makan Malioboro yang spesialis ayam tulang lunak ( saya sempat baca di blog http://j-travel.blogspot.com/search/label/Bali , kalau makanan di sana enak dan murah, direkomendasikan juga oleh koordinatornya Pak Wayan , Pak Agung

RM. Malioboro 
Rumah makan ini memang sangat dekat dengan bandara, alamat lengkapnya Jl. Kediri no. 50 I-J, Kuta, telp (0361) 759192 . Karena masih cukup pagi jadi masih belum terlalu ramai. Suami memesan nasi putih, minum dan  4 potong ayam tulang lunak telor asin, karena menu ini belum pernah kami jumpai di Semarang :D . Saya sempat tanya apa aslinya dari Jogjakarta, karena nama Malioboro kan asli Jogja punya, ternyata justru resto ini dari Bali kemudian difranchisekan , sampai Jogja dan Solo sudah ada cabangnya. Kapan buka di Semarang ya hmmmm ^,^


Ayam Presto Telor Asin "Malioboro"
Disini juga disediakan high chair jadi Karen bisa duduk dan ikut makan biscuitnya ^,^ . Karen cukup menikmati high chair 'baru'nya karena berbeda dengan high chair di rumah hihihi...

Duduk manis di high chair
Tak lama kemudian menu yang kami pesan sudah keluar dan memang enak banget rasanya ( ato mungkin karena agak lapar juga wkwkwk... )

Selepas dari mengisi perut kami menuju ke Discovery Mall , tujuannya bukan untuk shopping tapi untuk 'ngadem' dan menunjukkan ke mertua mall yang tembus ke pantai . Ponakan dan mertua saya seneng banget lihat pemandangan sewaktu keluar mall, langsung nampak pantai yang indah, biarpun cuaca panas banget.



Disana sekedar foto-foto, duduk-duduk dan gak sengaja diajak ngobrol bule dari Perth, Australia yang kebetulan juga bersama 2 anaknya.Karen juga sering menjadi perhatian dari para bule. Sampai-sampai ada satu bule om-om deketin Karen sambil bilang "Very beautiful girl" wkwkwk.. 

Mertua masih heran karena di Bali justru serasa di luar negri , maklum kan orang-orang yang bersliweran disana lebih banyak turis asing daripada orang Indo sendiri hehehe... Sampe mertua saya iseng menghitung banyaknya bule yang lewat di depannya hahaha..

Setelah cukup 'cuci mata' tanpa belanja dan keluar sepeserpun , kami langsung menuju ke Hotel 101 Legian tempat kami rencana bermalam. Hotel ini letaknya sangat strategis di kawasan legian yang rame banget. Ada ATM BCA juga di hotel ini , jadi cukup rekomen bagi yang suka keramaian khas Legian. Saat keluar hotel kita akan banyak temukan tempat nongkrong dan macam-macam toko ( mulai assesories, baju surfing , tempat refleksi , rumah makan, cafe, dll ) dengan harga yang lebih terjangkau dibanding di kawasan kuta.
101 Legian Hotel di waktu malam, di basementnya ada Starbuck dan cafe Ribs juga. 

Note : Hotel ini kurang direkomendasikan untuk orang tua yang sudah mulai susah berjalannya. Karena fasilitas utama untuk menuju ke area lobby adalah escalator / tangga berjalan. Untuk naik lewat lift harus ke basement dulu dan lapor ke resepsionis supaya dibukakan pintu yang ada di basement.



Sesampai di hotel memang baru sekitar jam 11 an, kami dipersilakan menunggu sebentar karena kamar sedang dipersiapkan. Petugas memberi welcome drink dan handuk aromatherapy yang segar , apalagi untuk membasuh wajah yang agak berminyak setelah perjalanan yang cukup melelahkan. Kami juga diberi voucher Starbuck buy 1 get 1  ( sayang gak terpakai, karena gak mungkin sampai Bali cuman nongkrong di Starbuck wkwkwk.. , sayangnya juga vouchernya hanya berlaku di Starbuck Bali..hikx..hikxxx... )


Di area lobby 101 Legian memang tidak ber AC , tapi disediakan semacam Day bed yang menghadap ke jalan legian, jadi kami semua bisa duduk di satu area dan melihat para pejalan kaki dari tempat yang disediakan sambil menikmati welcome drink yang segar  ^,^ .

 Pak Wayan ikut ngobrol sebentar bersama kami untuk acara selanjutnya yang rencana ke daerah Uluwatu untuk nonton Tari Kecak di outdoor.



Sekitar 30 menit kemudian , ada seorang resepsionis wanita seperti keturunan Jepang yang berterimakasih untuk kesabaran kami menunggu , dia mempersilakan kami untuk check in dan memberi kami kunci kamarnya. Untuk naik lift membutuhkan kunci kamar, sehingga gak semua tamu bisa masuk keluar hotel ini.


Hotel 101 Legian ini merupakan hotel bebas asap rokok , jadi otomatis kamarnya terbebas dari bau asap. Kami dapat kamar no 220 dan 221 yang ternyata bersebelahan dan ada connecting door. Biarpun kami tadinya  berharap dapat 1 kamar twin dan 1 kamar double tapi kami lebih suka dapat kamar yang bisa tembus  , sehingga akses untuk ke kamar kami dan mertua lebih mudah. 

Karen sangat senang dengan 'kamar' baru nya, dia langsung loncat-loncat di ranjang, merangkak kesana kemari , sambil pencet-pencet nomor deposit box nya, semua barang yang bagi dia 'baru' langsung dia acak-acak hehehe... masa eksplorasi ya nak.. ^,^


Kami rencana beristirahat dan mandi dulu , sekitar pukul 15.30 siap untuk berangkat ke Uluwatu. Sesuai saran Pak Wayan untuk perjalanan ke Uluwatu membutuhkan sekitar 1 ½ jam untuk berjaga-jaga kalau macet.