Selasa, 28 Juli 2020

Saat Sains Bersanding dengan Humaniora ( Narasi Sains Bagian 3 )

Baca dan jawab pertanyaan berikut ini :

1. Jelaskan sebisamu tentang fenomena warna.
2. Apa karakteristik hewan yang tak bertulang belakang? Deskripsikanlah enam contohnya.

3. Jelaskan jenis tanaman apa yang tumbuh di sepanjang pantai.

4. Jelaskan bagaimana garis bujur ditentukan.

5. Berikan sketsa riwayat dan karakter Montezuma.

6. Tulis esai tentang planet Merkurius.

Selasa, 21 Juli 2020

Sains di Tingkat Lanjut ( Narasi Sains Bagian 2 )


When the scarlet cardinal tells 
Her dream to the dragonfly, 
And the lazy breeze makes a nest in the trees,
      And murmurs a lullaby,
            It's July.

When the tangled cobweb pulls
      The cornflower's cap awry,
And the lilies tall lean over the wall
      To bow to the butterfly,
            It's July.

When the heat like a mist veil floats,
      And poppies flame in the rye,
And the silver note in the streamlet's throat
      Has softened almost to a sigh,
            It's July.

When the hours are so still that time
      Forgets them, and lets them lie
Underneath petals pink till the night stars wink
      At the sunset in the sky,
            It's July.
July 
by Susan Hartley Swett 
( published in the 1880's ) 
 
Puisi di atas menggambarkan perubahan dan kehidupan alam sekitar di bulan Juli. Menyambung tulisan sebelumnya bahwa pengamatan anak terhadap alam membuatnya peka akan perubahan di tiap musim dan menyadari adanya campur tangan Pencipta.

Selasa, 14 Juli 2020

Mendampingi Anak Belajar Sains ( Narasi Sains Bagian 1 )


Sains, saat ini dianggap sebagai salah satu bidang studi paling penting di sekolah, dianggap sebagai pelajaran yang bergengsi dibanding pelajaran seperti agama, IPS, apalagi bahasa daerah.  Tidak sedikit sekolah yang memprioritaskan sains sebagai program unggulan mereka , khususnya sebagai ajang kompetisi dan ajang promosi mencari siswa baru. Lihat saja banyaknya perlombaan sains ( dan matematika ) yang digelar baik skala nasional maupun internasional. Semakin banyak murid yang memenangkan kompetisi sains di sekolah tersebut, nama sekolah akan semakin harum dan tentu saja menarik calon-calon siswa baru yang ingin juga menjadi juara. Lalu ujung-ujungnya timbul pertanyaan, apa sebenarnya tujuan menjadi juara lomba sains? supaya fotonya terpampang di gerbang sekolah? untuk membuktikan kepandaiannya menghafal? atau sebagai bukti bisa mengalahkan orang lain? 

Rabu, 08 Juli 2020

Apresiasi Musik atau Belajar Musik ?

Menurut riset hanya 3% anak yang betul-betul "buta nada". Cukup tersontak saya saat membaca materi Kamisan 2 Juli 2020. Selama ini saya merasa bahwa orang yang bernyanyi fals itu adalah orang buta nada. Ternyata anggapan tersebut salah ! Anak yang buta nada bila ditengok ke belakang, biasanya, kurang terpapar musik sejak dini. 

Saya termasuk salah seorang yang beruntung, salah satu anak yang terpapar musik sejak dini. Mama dan papa saya berpacaran selama 10 tahun , di masa pacaran mereka suka saling pinjam piringan hitam ( saya tahu tentu saja dari cerita mereka ). Setelah mempunyai anak, alunan musik selalu memenuhi ruangan, papa terutama,  suka sekali memutar lagu-lagu barat oldies, mandarin, hingga instrumen mulai piano, erhu hingga hymn. Dan salah satu acara favorit di jaman itu tentu saja "Berpacu Dalam Melodi ~~~"  ( dikatakan dengan nada dan gaya khas Koes Hendratmo ). Kagum dengan para kontestan yang dapat menebak sebuah judul lagu hanya dengan bantuan satu not ataupun kisah di balik lagunya. Selain itu  saya pun tak luput dari kelas musik, meskipun kedua orang tua saya sama sekali tidak bisa memainkan satu pun instrumen dan pada saat itu tidak banyak pilihan instrumen untuk kursus jadi pilihan jatuh pada electone. 

Saya bertumbuh bersama musik, walaupun tidak berbakat, belajar dengan terengah-engah dan butuh waktu yang lama untuk benar-benar dapat menikmati seni bermain musik itu sendiri. Seiring waktu , selera musik saya juga selalu berubah-ubah tapi paling tidak saya merasa diperkaya oleh aneka jenis musik dan hampir bisa menikmati semua genre.
 

Kamis, 02 Juli 2020

Jurnal Alam Pintu Menuju Seni ( Narasi Seni Bagian 4 - selesai )

Di sebuah kota di Italia, Leonardo kecil berlari-lari mengejar seekor bajing, setelah si  bajing  diam terpaku lalu sibuk mengerat biji pinus di tangannya, Leonardo cepat-cepat mengeluarkan pensil dan kertas gambarnya dari saku. Kemudian dengan sigap membuat coretan-coretan  sambil mengamati bajing kecil tersebut. Hari lainnya , Leo mengintai seekor kumbang yang sedang bersembunyi di ranting pohon, kemudian juga membawa pulang seekor capung yang ditangkapnya di dekat rawa. Di hari yang lain lagi dia  membawa pulang cicak dan ular kecil. Berbagai binatang yang sudah dia gambar terkadang disatukan menjadi seekor binatang yang mengerikan bagai dalam dongeng.

Di bagian Eropa yang lain, di Paris, Pak Claude sedang santai  melukis di atas canvas dengan cat minyak, sambil memandangi keindahan bunga-bunga water lily di tamannya.  Berhari-hari  bahkan bertahun-tahun dia melakukan hal tersebut tanpa rasa jenuh hingga menghasilkan sampai 250 karya lukis bertema water lilies.

Water Lilies and Japanese Bridge - Claude Monet

Rabu, 01 Juli 2020

Beda Sudut Beda Keindahan ( Narasi Seni Bagian 3 )

Musim semi tahun 2017 , saya bersama seorang teman menginjakkan kaki pertama kali di Narita. Sambil mengumpulkan nyawa setelah 7 jam lebih duduk manis menunggangi pesawat dari Denpasar, kami mencari makan di sekitar bandara. Sebagai backpacker, harus bertahan hidup dengan memilih menu seirit mungkin. Pilihan jatuh pada salah satu resto udon, singkatnya saya memilih menu udon yang termurah, harganya tidak sampai 300 yen, sebuah menu udon tanpa daging , disertai kangkung sebagai penggantinya. Saya tambahkan kremes dan kuah hangat pada mangkuk udon yang sudah di tangan. Setelah itu kami memilih tempat duduk dekat jendela. Setelah berdoa, langsung udon saya nikmati.  Rasanya sungguh nikmat , meyeruput kuah gurih hingga berbunyi slurrrppp..., menggigit tekstur krenyes-krenyes , sambil mengamati dari kaca jendela,  puluhan  pesawat yang naik-turun bergantian di landasan. .

Terpapar Karya Seni ( Narasi Seni Bagian 2 )

Pada suatu hari , dimana hari untuk berdiam di rumah belum tiba, saat dimana tante Corona belum menunjukkan kebengisannya. Saya asyik menyetir di tengah teriknya matahari , ditemani Karen yang duduk di samping. Melewati kawasan pekojan yang rame dan ruwet, mobil  maju-mudur mengatur posisi, petugas parkir riuh menyemprit peluit dan melambai-lambaikan tangan. Para tukang panggul disibukkan kegiatan bongkar muat. Tiba-tiba Karen berteriak “Mah... ada Monalisa!” sambil  clingak-clinguk mencari saya bertanya "Mana..mana?"  “Itu disana!” dengan tangan menunjuk ke atas tertuju pada sebuah baliho iklan toko bahan bangunan. Yah, dan benar terpampang nona Monalisa dengan senyum khasnya. Saya sudah lupa kapan kami pernah membahas lukisan karya Leonardo DiCaprio  Leonardo da Vinci tersebut, tapi saya bahagia juga saat Karen berhasil mengingat judul lukisan dan peka akan kehadiran sebuah karya seni di depan mata. 

difoto dari Pustaka Dasar "Leonardo da Vinci"