Rabu, 31 Maret 2021

Belajar yang Mendatangkan Kegembiraan

Metoda Charlotte Mason menawarkan pada anak-anak pengetahuan demi pengetahuan itu sendiri dan para siswa kami menemukan bahwa “belajar itu mendatangkan kegembiraan”. (CM Vol.  6 hlm. 266). Betapa menyenangkan seandainya cita-cita ini bisa terwujud. Orang tua tidak perlu uring-uringan pada anak. Guru tidak perlu repot-repot memikirkan hiburan supaya pengajarannya menarik. Dan anak-anak juga tidak perlu merasa terpaksa saat belajar.

Berprestasi secara akademis bukanlah hal yang sama dengan memperoleh pengetahuan dan banyak sekolah favorit gagal memberkati para siswanya dengan sukacita belajar demi belajar itu sendiri, juga gagal membuat para siswanya bertemu dengan jenis pengetahuan yang menginspirasi karakter dan perilaku. Proses belajar demi mengejar akademis atau prestasi belaka bukanlah proses yang mendatangkan kegembiraan.

Week 4 - March 2021 Bible Journaling

 

Ketaatan akan Firman Tuhan melalukan kita dari percobaan yang jahat. Dalam versi BIS : Janganlah membiarkan kami kehilangan percaya pada waktu kami dicobai tetapi lepaskanlah kami dari kuasa si Jahat. (Engkaulah Raja yang berkuasa dan mulia untuk selama-lamanya. Amin.)'. Ayat ini mengingatkan kita selalu percaya pada Tuhan saat ada masalah atau pencobaan apa pun. Karena hanya Tuhanlah yang berkuasa dan mempunyai Kerajaan. 🙏

Senin, 15 Maret 2021

Week 3 - March 2021 Bible Journaling

 

Sempurna berarti utuh, lengkap , tidak bercela/bercacat. Firman Tuhan menuntut kita sempurna seperti Bapa di sorga. Sebagai seorang manusia, rasanya mustahil kalau harus sempurna seperti Bapaa, tapi kita bisa sedikit-demi-sedikit berubah dan diproses hari-demi-hari untuk melakukan yang terbaik yang kita bisa. Menjadi pelaku Firman yang taat meskpun ada rintangan dan godaan yang menggoda. Perubahan memang tidak mudah tapi bisa dilakukan kalau kita mau taat dan bersedia dibentuk.


15 Maret 2021

Rabu, 10 Maret 2021

Week 2 - March 2021 Bible Journaling

 


Ayat ini mengajarkan supaya saat disakiti jangan menaruh dendam kepada orang yang berbuat jahat pada kita, melainkan mengalah dan melepaskan pengampunan. Kenapa? karena percuma saja jika kita terus membalas kejahatan karena tidak akan berakhir, yang ada hanyalah saling melukai dan tidak akan menyelesaikan masalah. Justru lewat pengampunan, berarti kita adalah pemenang karena punya hati yang lebih besar daripada orang yang menyakiti kita. Refleksi hari ini : menjadi pemenang dengan melepaskan pengampunan, membuktikan kita adalah pengikut Kristus yang sejati. 

Rabu, 03 Maret 2021

Penyeragaman Pendidikan = Penyeragaman Pemikiran ?

Tujuan pendidikan adalah mengembangkan “bagian-bagian akal budi” (faculties) karena ia telah bisa menyadari bahwa akal budi itu utuh dan lengkap dan tidak butuh disuplai apa pun selain makanan yang tepat. Dibutuhkan kurikulum yang luas, kaya,  beragam yang diperoleh lewat pustaka hidup  untuk menghasilkan seorang warga negara yang cendekia dan berjiwa besar. Setiap anak dari mana saja bisa mendapatkan pengetahuan yang demikian. Bahkan semua anak dapat dilatih mempunyai daya perhatian yang besar melalui prinsip sekali baca dan narasi. 

“Semuanya akan mendengar dalam bahasa ibu kita masing-masing
karya-karya Tuhan yang ajaib”

Para penulis lewat karyanya yang terus hidup punya tujuan untuk mendidik ras manusia. Meskipun menggunakan bacaan yang sama, karya seni yang sama , kisah heroik yang sama, bisa jadi pemikiran yang didapat tiap anak bisa berbeda. Tugas orang tua dan para pendidiklah yang mempersiapkan asupan-asupan ( bacaan-bacaan) berkualitas tinggi dan sastra, alih-alih hanya memberikan buku teks atau buku yang digampangkan kepada anak. 

Saya menemukan sebuah kata pengantar yang menarik dalam buku James Joyce yang berjudul "Ibunda". Mengutip kalimat Italo Calvino, sastrawan terkemuka Italia, dalam esainya berjudul "Mengapa Membaca Karya Klasik" (1999), dia mengatakan "Alasan utama membaca karya klasik adalah karena membacanya lebih baik daripada tidak membacanya."

Melalui teks-teks sastra, terkadang kita disadarkan bahwa apa yang terjadi jauh di ujung dunia sana ternyata pada hakikatnya memiliki makna yang relevan dengan apa yang terjadi dekat di sini, dalam kenyataan hidup kita sehari-hari, entah itu berupa persoalan ketidakadilan, kisah cinta sepasanga anak manusia, maupun ilusi-ilusi personal seorang individu. Semua itu membalik kesadaran kita akan adanya sebuah pijakan bersama di balik perbedaan-perbedaan yang tampak bahwa sesunggunya kita adalah satu dalam semesta kemanusiaan. 

Karya klasik yang ditulis ratusan tahun yang lalu, di belahan bumi yang berbeda, namun tidak menghalangi pembaca masa kini untuk bisa berimajinasi dan berelevansi terhadap kehidupan masa lalu. Itulah sebabnya karya sastra klasik menjadi hal wajib dalam kurikulum CM. Bukankah masa lalu juga yang membentuk masa kini.


Kamisan  

Senin, 01 Maret 2021

Week 1 - March 2021 Bible Journaling

 


Firman Tuhan memerintahkan kita untuk berdamai daripada keras kepala dan ngotot bermusuhan dengan lawan. Tuhan mau kita bisa mengalah dan rendah hati dalam menghadapi persoalan (meski bisa saja kita yang benar). Namun ini merupakan pilihan agar kita bisa berdamai juga dengan Tuhan Allah. Saat tidak mempertahankan hak dan memilih untuk berdamai maka hidup kita akan lebih tentram dan tidak terkekang oleh dosa dan kepahitan. Pilihan berdamai atau tidak tetap ada di tangan kita, jadi tinggal mau pilih jalan yang mana? Tetap hidup dalam belenggu atau damai sejahtera?