Sabtu, 27 Oktober 2012

Day 1 : Kecak Dance at Uluwatu

Cerita sebelumnya : klik sini

Tepat pukul 15.30 kami sudah siap di lobby ternyata Pak Wayan sudah menunggu sebelumnya ( benar-benar on time ! ) , langsung kami menuju ke Uluwatu.  Karena siang hari kami tidak makan lagi dan  jam pertunjukkan Kecaknya jam 18.00 WITA sehingga tidak memungkinkan untuk berhenti makan. Saya minta Pak Wayan berhenti kalau ada toko roti / bakery sepanjang perjalanan ke Uluwatu, untuk ganjal perut  dulu . Pak Wayan bilang kalau nanti ada bakery kalau kita ke Uuwatu. 

Sambil menikmati perjalanan, sampailah kami di sebuah toko seperti swalayan “Pepito Express” , saya segera turun sendiri untuk membeli roti dan aqua besar untuk persediaan di hotel. Ternyata pilihan roti di Pepito ini enak-enak ( biarpun baru baca judulnya doang wkwkwk...) dan harganya cukup murah. Sampai-sampai saya lapar mata dibuatnya.


Yang paling menarik ada sandwich yang dipajang di refrigerator karena terlihat warna-warni, segar dan murah. Saya membeli sandwich ham keju dengan sayuran yang segar hanya seharga Rp. 12.000,- hehehe sangat murah untuk ukuran Bali.
 

Kemudian kami langsung melanjutkan perjalanan ke Uluwatu , sesampai disana Pak Wayan seperti menjadi tour guide kami, dia bantu antar ke tempat pembelian tiket masuk dan mengantar sampai ke dalam dimana dijual tiket pertunjukan Kecak Dance nya. Di dalam kami berfoto sebentar untuk kenang-kenangan.



Mr. Wayan , driver kami selama di bali ( kanan )

Foto di area spot foto Uluwatu
Harga tiket pertunjukkan Kecak Rp. 70.000,- / orang , tempat duduk memilih sendiri , jadi semakin awal semakin bisa memilih. Hanya saja bakal digeser-geser kalau tempat sudah mulai sesak. Berharap ke depannya wisata Tari Kecak ini bisa dimanajemen dengan baik sehingga lebih rapi dan terorganisir, wisatawan juga lebih nyaman saat menonton.


Jarak jalan kaki ke area Kecak Dance bagi mertua saya termasuk agak jauh, sehingga harus pelan-pelan dan hati-hati. Sesampai di area pertunjukkannya ternyata sudah ramai sekali. Pak Wayan membantu mencarikan tempat duduk , ya biarpun agak empet-empetan ( bahasa Indo nya  : desak-desakan ^,^ ).



Berjuang mendapatkan tempat duduk, 90 % turis asing
Kami dapat posisi yang cukup strategis, tepat menghadap ke sunset. Sayangnya di depan kami dipasang janur-janur sehingga foto sunsetnya tidak bisa sempurna *nangis bombay T,T ...





Sampai rela lesehan untuk bisa menonton

Sesaat setelah duduk , ponakan saya Clarisa bilang kalau hp nya tidak ada. Hp nya dimasukkan di saku celananya, yang saat itu dia menggunakan hot pant .Flashback.... Sebelum pergi, kami semua sudah ingatkan Clarisa untuk tidak memakai celana seperti itu , dia bilang nanti kan diberi sarung jadi ya gak papa. Karena dia bersikeras ya kami bebaskan.
Kembali ke hp hilang.. Spontan mertua saya langsung kaget , marah karena Clarisa tidak nurut untuk berganti celana . Dia meminta Clarisa untuk mencari kembali ke arah parkiran.  Saya juga sms ke Pak Wayan kalau-kalau hp nya terjatuh di mobil. Sayangnya Pak Wayan tidak segera membalas hp kami dan pertunjukkan sudah dimulai . Tampang Clarisa langsung jutek, gelisah, dengan wajah cemberut sepanjang pertunjukan.  Ekspresi mertua juga bingung , jengkel ma cucunya dan akhirnya tidak menikmati pertunjukkannya karena sibuk mikirin hp cucunya. :(


Saya dan suami duduk terpisah 1 sisi. Bersyukur Karen waktu pertunjukkan tidak terlalu rewel, karena kan duduknya cukup lama , pertunjukkan sekitar 1 jam sendiri ditambah waktu menunggu. Saya sempat menyusui Karen satu kali di tempat umum hihi.. sebagian besar turis ada turis asing jadi ya cuek-cuek saja menyusui di tengah banyak orang, lagipula kan mereka fokus ke pertunjukkan Kecaknya

Tari Kecak diawali dengan masuknya para penari Kecak yang semuanya pria dan memakai sarung kotak-kotak. Suara cak..cak...cak... adalah ciri khas dari Kecak karena itu dinamai Kecak. Sepanjang pertunjukkan para penari kecak menampilkan tarian dan suara yang sangat dinamis dan luar biasa kompak. Padahal pertunjukkan 1 jam tanpa alat musik sama sekali hanya dengan suara para penari Kecak. Inti cerita Tari Kecak diambil dari kisah Ramayana, dengan tokoh Rama, Sinta, Rahwana, dan Hanoman.  Pertunjukkan ini tidak melulu serius tapi ada juga sedikit komedi dari Hanoman yang mahir loncat kesana kemari di antara penonton, bikin terkejut tapi juga lucu, terkadang dia mengambil kaca mata atau topi para turis untuk bergaya.

Foto-foto berikut adalah sebagian foto Tari Kecak, 
noisenya tinggi, karena sudah gelap terpaksa pakai ISO tinggi untuk mendapatkan speed yang cepat.
Foto-foto sudah diresize jadi resolusi lebih rendah.






Rahwana yang masuk dengan mengejutkan
Hanoman yang bikin kejutan langsung melompat ke tengah penonton


Sebelum pulang berpose dengan Hanoman
 Saat pertunjukkan selesai para penonton bisa berfoto dengan para penari Kecak dengan gratis wkwkwk... Oiya walaupun yang menonton seabreg-abreg tapi ternyata mereka keluar dengan rapi tanpa berdesak-desakan. Saat pertunjukkan selesai, Pak Wayan sudah menjemput kami di kursi kami dan kami bilang kalau hp Clarisa hilang. Sehingga sepanjang jalan keluar ( karena jalan keluar beda dengan jalan masuk ) , kami  mencoba calling ke no hp Clarisa yang statusnya masih aktif ( asumsinya masih tidak ditemukan oleh orang / dicuri ) . Pak Wayan membantu dengan me-miscall sepanjang jalan masuk yang pertama. Kami bertemu di pintu keluar tanpa menemukan hp. Saya berharap hp Clarisa terjatuh di mobil.

Di pintu keluar sekaligus pintu masuk utama yang ada penjualan tiket masuk, Clarisa menanyakan kepada para penjaga pintunya. Mereka tidak menemukan ada hp terjatuh, karena kalau menemukan akan langsung diumumkan saat pertunjukkan. Dan mereka juga bilang kalau orang sini ( note : orang Bali ) yang menemukan pasti akan dikembalikan, mereka takut karma ( kepercayaan Bali /Hindu, kalau berdosa akan bereinkarnasi lebih rendah ) .

Karena tidak ada kemungkinan di dalam area Uluwatu, jadi Pak Wayan menuju ke mobil. Setelah mobil sampai di pintu masuk, Clarisa langsung menemukan hp nya ada di kursi mobil dengan banyak misscall. Puji Tuhan karena memang terjatuh di mobil. Saya ikut "mengomeli", maka nya kalau dibilangin orang tua harus taat , ini Tuhan baik karena memakai teguran dulu belum hilang total hp nya. Clarisa seneng banget, wajah jutek nya hilang berubah jadi ceria.

Perjalanan kami berlanjut menuju Jimbaran yang terkenal dengan makan seafood di sepanjang pantai.

Next : Dinner at Jimbaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar