Cerita sebelumnya : klik sini
Perjalanan dilanjutkan dengan menuju ke daerah Jimbaran yang letaknya tidak
terlalu jauh dari Uluwatu, sekitar 30 menit perjalanan, kecuali ada macet-macet
sedikit. Di dalam mobil kami masih ‘menceramahi’ Clarisa yang habis
‘kehilangan’ hp nya.
Tidak lama kemudian sampailah kami di daerah Jimbaran , kami minta
direferensikan oleh Pak Wayan warung makan yang harganya reasonable, karena
banyak tempat makan di Jimbaran suka pasang harga seenaknya dan seafoodnya
kurang segar. Sebelumnya saya baca di blog J-travel juga mereka makan di Made
& Bagus Cafe, ternyata Pak Wayan juga merekomendasikan tempat yang serupa.
Penampilan warungnya memang sederhana sekali, buku menu juga hanya menggunakan
kertas dilaminating.
Begitu dipersilakan duduk mertua sudah kebingungan berjalan karena di atas
pasir pantai kakinya sebagian terbenam. Sampai akhirnya kami minta tolong
waiternya untuk memindahkan meja dan kursi lebih mendekati ke warung, supaya
tidak perlu jalan jauh.
Setelah menu ditawarkan , saya melihat harga-harganya. Untuk ala carte jauh
lebih mahal karena porsinya besar sedangkan harga 1 paket untuk 2 orang ada
yang seharga Rp. 300.000,- . Saat saya
lihat perinciannya itu bisa dimakan ber-4 karena mertua dan Clarisa makannya
sedikit sekali. Daripada beli paket yang banyak dan mubazir , pilihan kami
tertuju pada paket 2 orang tersebut yang meliputi :
Nasi putih 1 bakul
Ikan bakar
Cumi bakar
Udang bakar
Kerang asam manis
Plecing kangkung
Aneka sambal
2 buah kelapa muda ( utuh )
Tak lama setelah kami memesan makanan sudah disajikan langsung saja kami
menyantap, dan porsinya memang banyak untuk ukuran 2 orang, bahkan untuk kami
yang berempat, porsi itu termasuk lebih dari cukup. Akhirnya mertua saya
‘memaksa’ Pak Wayan untuk ikut makan sedikit lagi dengan kami. Pak Wayan yang
sudah makan jadi ikut membantu melahap makanan yang ada.
Suasana makan di jimbaran memang beda, kita bisa menikmati seafood di pantai
yang terbuka, sambil mendengarkan deburan ombak, melihat pemandangan
lampu-lampu kota di sisi kiri dan lampu-lampu airport Ngurah Rai di sisi kanan. Selain itu ada para pemusik akustik
juga yang berjalan-jalan dari meja ke meja, bisa juga request lagu khusus dan
memberi mereka ‘saweran’ seikhlasnya.
Sayang tidak bisa berlama-lama menikmati karena Karen sudah ngantuk banget,
jadi sudah gak mau diajak duduk diam, apalagi tidak ada high chair jadi
otomatis saya dan suami bergantian untuk menggendong dan ajak Karen
muter-muter. Batere kamera juga hampir habis, jadi tidak terlalu banyak yang bisa didokumentasikan , 'didukung' tidak fokus memfoto, suasana yang terlalu temaram dan perut lapar, tambah gak konsen moto nya hahahaa...
Overall menu yang disajikan ‘warung’ ini sangat cocok dengan lidah kami ,
ikan bakar, udang bakar nya enak banget dengan sambal-sambalnya yang berbeda
menghasilkan cita rasa yang beda dan lezat. Kerang asam manisnya juga enak
banget , kita makan langsung kerang tersebut dengan menyeruput dari kulitnya.
Kerangnya beda dengan srimping, kulitnya lebih tebal, dan dagingnya lembut dan
kenyal. Sayang cumi bakarnya sedikit agak alot / ulet , setelah kami tanyakan
memang pas dari suppliernya cumi nya agak ‘tua’ , tadinya saya pikir cumi nya
overcooked sehingga jadi alot gitu hehee...
Tapi yang penting puas dan kenyang banget makan di Jimbaran. Next time ke
Bali mau dinner sambil lihat sunset di Jimbaran hehehe....
Setelah semua selesai, mertua juga sudah puas ‘nitili’ ikan , kami
melanjutkan perjalanan pulang. Sebelum semua beranjak , saya dan Karen lebih
dulu menunggu di mobil, sambil menyusui Karen yang sudah mengantuk. Di mobil
Karen langsung tertidur sampai di Hotel juga masih tertidur ( tumben si Karen,
saking kecapeannya hehehee.. ) . Sampai ditaruh ranjang hotel pun Karen masih
tertidur dengan pulas dan wajah yang damai :D
Kami semua beristirahat untuk melanjutkan trip keesokan harinya.
Next : Breakfast dan foto baju Bali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar