Selasa, 04 Mei 2021

Week 1 - May 2021 Bible Journaling

 

"Sedangkan mereka yang mendengar petunjuk-petunjuk-Ku,
tetapi tidak mempedulikannya,
mereka itu bodoh seperti orang yang membangun rumah di atas pasir.
Karena, apabila hujan turun dan banjir melanda
serta angin topan menghantam rumahnya,
rumah itu akan runtuh dan hancur berantakan."
-Matius 7  : 26 -27-


Di dalam dunia bangunan, hal yang mustahil mendirikan rumah di atas pasir, karena pasir mudah hanyut karena air. Bayangkan saja saat kita ke pantai dan menginjak pasir, saat kena ombak, kita langsung kehilangan keseimbangan karena sebagian pasir hilang ditelan ombak. Seperti yang Alkitab katakan di ayat sebelumnya, bahwa pondasi yang kuat adalah saat kita mendengar dan melakukan Firman Tuhan, sebaliknya 'rumah' kita tidak akan kuat berdiri jika kita hanya mendengar namun TIDAK melakukan Firman tersebut, bagaikan membangun di atas pasir, kelakuan seperti ini adalah tindakan orang bodoh. Refleksi hari ini : menjadi bijak atau bodoh, pilihan ada di kita sendiri, jangan hanya jadi pendengar, namun jadilah pelaku Firman Allah!


Sebuah rumah tetap bisa dibangun dan berdiri di atas pasir  namun rumah yang dibangun di atas pasir akan mudah terseret dan hancur semua bagiannya jika ada bencana datang, seperti hujan, banjir ataupun topan. Demikian pula jika hidup kita tidak kokoh dalam pengenalan akan Firman, saat ada masalah yang menghantam, kita merasa dunia seakan-akan runtuh, tidak ada lagi semangat untuk hidup. Karena itu jadikan Tuhan dan Firman sebagai pegangan hidup kita bukannya hal dunia yang sifatnya hanya sementara dan mudah hilang bagaikan pasir terkena badai. 



Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: 
"Aku mau, jadilah engkau tahir." 
Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya.


Yesus menjamah orang itu.
"Aku mau," kata-Nya. "Sembuhlah engkau!"
Seketika itu juga hilanglah penyakit kustanya.
-Matius 8 : 3 (FAYH)-

Penyakit kusta pada masa lalu dianggap sebagai  hukuman dari Tuhan akibat dosa yang dilakukan seseorang. Ayat ini menunjukkan bahwa hanya Tuhan yang sanggup mentahirkan/menghapus dosa kita. Saat kita mau bertobat dan mendekat pada Tuhan maka Tuhan akan angkat penyakit / dosa kita sepenuhnya. 


Lalu Yesus berkata kepadanya, 
"Jangan kauceritakan hal ini kepada siapapun juga, 
melainkan langsung pergi periksakan dirimu kepada imam. 
Bawalah persembahan yang diwajibkan oleh Hukum Musa 
bagi penderita kusta yang telah sembuh, 
supaya umum mengetahui kesembuhanmu."
-Matius 8 : 4 (FAYH)-


Setelah kita mengalami kesembuhan, kita tidak perlu menyombongkan atau memamerkan kepada orang lain. Karena bisa jadi orang lain belum siap dengan kesaksian kita. Tuhan ingin kita tetap beriman dan bersyukur melalui persembahan hidup kita. Tuhan mau hidup kita mengalami perubahan dan berbuah untuk kemuliaan namaNya agar orang lain juga terberkati melalui hidup kita. 

"Baiklah," kata Yesus, "Aku akan datang menyembuhkan dia."
-Matius 8 : 7 (FAYH)-

Saat perwira Romawi memohon kepada Yesus untuk menyembuhkan pelayannya, Yesus langsung bersedia. Dalam hal ini perwira tersebut bukanlah orang Yahudi dan yang diminta Yesus sembuhkan adalah pelayan / hamba perwira tersebut. Ayat ini membuktikan bahwa Yesus tidak pernah memandang bulu atau pilih-kasih.  Siapapun yang datang menghadap dan memohon kepadaNya dengan tulus maka Dia akan mendatangi dan memberi kesembuhan. 

Waktu Yesus mendengar apa yang dikatakan oleh perwira itu, 
Ia kagum sekali.
 Lalu Ia berkata kepada orang-orang yang sedang mengikuti Dia, 
"Bukan main orang ini. 
Di antara orang Israel pun belum pernah Aku menemukan iman sebesar ini!
-Matius 8 : 10 (BIS)-

Perwira yang bukan orang Israel tersebut menunjukkan dia justru lebih beriman, rendah hati dan menaruh hormat yang luar biasa kepada Yesus. Sehingga Yesus menjadikannya sebagai contoh bagi orang Israel (yang sudah mengenal Yesus). Ayat ini berbicara, bagaimana seharusnya kita menaruh iman kepada Tuhan sebagai orang yang sudah mengenal dan percaya pada Tuhan. Apakah iman kita masih mudah tergoncang dengan sedikit hasutan ? Apakah kita masih berpegang teguh pada Tuhan saat mengalami masalah ? Tuhan ingin kita selalu percaya penuh padaNya melebihi orang yang tidak/belum kenal Tuhan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar