Selasa, 15 Maret 2011

Cinta = Kehadiran

Seorang laki-laki pergi ke luar negeri untuk bekerja dan meninggalkan gadis tunangannya tersedu-sedu. “Jangan khawatir, aku akan menulis surat untukmu setiap hari”, kata si pria. Selama bertahun-tahun laki-laki itu memang menulis surat untuk tunangannya setiap hari. Tetapi karena dia senang dengan pekerjaannya, maka ia menunda kepulangannya. Selain menulis surat ia juga berjanji akan mengirimkan hadiah setiap bulan, dan itu ia tepati. Tetapi ia menunda lagi kepulangannya dan berjanji akan menulis surat setiap hari dan mengirim hadiah atau kado setiap minggu, dan itu juga ia tepati.

Suatu hari, dia menerima undangan pernikahan. Ternyata undangan itu dari tunangannya, kekasihnya akan segera menikah. Dengan siapa? Dengan tukang pos yang setiap hari mengantar surat yang dia tulis. Jarak pemisah telah membuat hati berubah. Lelaki malang itu merenung, “Lho, apa salahku. Aku mengiriminya surat-surat, kartu, coklat, dan bahkan bunga-bunga, setiap hari, setiap minggu”.

Ketika dalam suatu hubungan terjadi masalah, daftar barang-barang yang telah diberikan atau hal-hal yang telah dilakukan untuk seseorang, akan tiba-tiba muncul untuk dipermasalahkan. Kita akan berkata: “Saya telah memberimu ini dan itu... Saya telah melakukan semuanya demi kamu”. Tampaknya cinta dapat dibuktikan secara mudah hanya dengan memberi pemberian hadiah-hadiah dan perbuatan baik. Namun, walaupun hadiah-hadiah itu penting, tetapi hakekat dari sebuah cinta atau hubungan adalah kehadiran. Kehadiran sang kekasih, kehadiran orang yang dicintai.

Saya kira, orang lebih memerlukan kehadiran, perhatian dan kepedulian. Cinta secara fundamental adalah sebuah komitmen terhadap seseorang. Kita dapat mempunyai komitmen terhadap bisnis, pekerjaan, hobi, club olahraga, tetapi dapat dikatakan dengan tegas: semua itu tidak dapat mencintai kita.

Hanya orang lain yang dapat membalas cinta kita dengan cinta. Untuk itu belajarlah bijaksana dengan memberikan komitmen tertinggi dengan memberikan waktu kita untuk orang-orang yang kita cintai. Ingatlah bahwa komunikasi itu memerlukan hal yang sangat hakiki yang namanya kehadiran. Tanpa kehadiran, maka komunikasi tidak mencapai puncaknya. Tanpa kehadiran maka komunikasi hanya sebagian. Meskipun sekarang ada surat, email, chatting, atau bisa melihat dengan webcam, tetapi ada yang tidak terwakili misalnya sentuhan, pegangan tangan. Hakikat dan esensi utama dari komunikasi adalah kehadiran.

Manusia memang memerlukan kasih sayang, manusia membutuhkan hadiah, betul, tetapi itu semua tidak bisa menggantikan kehadiran pribadi yang dikasihi dan itu adalah hadiah yang terbesar!


Copas from Inspirasi Pernikahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar