Senin, 11 Januari 2021

Day 11 - Bible Journaling 2021

The heart of her husband doth safely trust in her, 
so that he shall have no need of spoil.
Proverbs 31 : 11 (KJV)



“Hati suaminya percaya kepadanya,
suaminya tidak akan kekurangan keuntungan.”
Amsal 31 : 11 (TB)


Kriteria Pertama, seorang istri yang sungguh baik adalah :  dapat dipercaya oleh pasangan. Tidak sekedar dipercaya di mulut namun juga di hati suami, itu tandanya sang suami bener-bener percaya sepenuhnya sama sang isteri hingga dimana pun isterinya berada, dia tidak perlu mengkhawatirkan atau berpikir yang tidak semestinya. Jaman sekarang, kepercayaan adalah sesuatu yang mahal harganya dan tidak bisa dibeli dengan materi. 

Berapa banyak perselisihan rumah tangga hingga perceraian yang dihasilkan oleh ketidak percayaan pada pasangan? 
Saya pernah iseng mengecek data perceraian di Indonesia, ternyata grafiknya meningkat drastis, selain permasalahan ekonomi sosial, tentu saja komunikasi pasutri menjadi penyulut utamanya. Awalnya mungkin hanya  bermula dengan bohong-bohong kecil, umpet-umpetan sama suami, namun karena lama-lama tidak saling terbuka maka timbul saling curiga dan asumsi. Dari situlah permasalahan-permasalahan yang lebih besar timbul dan karena  mempertahankan ego masing-masing. Dengan dalih "Kami terlalu banyak perbedaan", tindakan selanjutnya adalah langsung ajak pasangan ke pengadilan untuk tanda tangan surat cerai. Perceraian dianggap sebagai tren dan gaya hidup baru. Sedemikian gampang 'pasutri modern' mengingkari janji nikah yang merupakan perjanjian/covenant dengan Tuhan.

Saya dan suami 'kebetulan' memang jodoh dari Tuhan. Kami berkenalan bulan Juli, lalu menikah bulan November ( di tahun yang sama ^^;) bukan karena MBA atau hal lain, tapi memang 'kebetulan' juga kami sudah sama-sama matang dan sama-sama siap menjalani namanya pernikahan. Jadi.... kami menikah memang untuk menikah, bukan menikah untuk pelarian ( karena mantan udah nikah duluan, atau mumpung ada cowok yang mau ngajak nikah wkwk... ). Karena waktu perkenalan yang singkat maka kami berpacaran saat sudah menikah. Dari awal pernikahan kami terbiasa bicara apa adanya, terbiasa saling terbuka satu sama lain, dan terutama saya tipe orang yang eksplisiti, jadi kebiasaan bicara blak-blak-an kalau ma suami. Karena sudah terbiasa terbuka, maka saya dan suami sama-sama saling percaya walaupun saat tidak bersama. Misal saat saya sedang di luar kota, atau sebaliknya. Kami juga bukan tipe saling mengkontrol yang tiap menit harus menginfokan keberadaannya juga. Hp juga gak pernah main rahasia-rahasiaan, kami bisa saling buka kode screenlock  HP tapi gak pernah namanya kepo-kepo ma isi hp pasangan. Hingga saat ini pernikahan kami sudah memasuki tahun ke-11 dan kami masih menikmati layaknya pasangan yang masih pacaran, seperti gandengan tangan, canda-canda, nonton drakor bareng, dst . Intinya cuman satu, percaya sama pasangan.

Saat kita sudah saling percaya sepenuhnya, tidak ada kendala komunikasi, otomatis kita juga bisa menjawab apa yang menjadi kebutuhan untuk pasangan, sehingga pasangan tidak perlu mencari 'di luar'...memang terlalu klise ya.. tapi ya memang demikian ^^. Dan yang terutama saat kita saling percaya, pernikahan akan dikuatkan, rumah tangga damai sejahtera dan yang terpenting nama Tuhan dimuliakan!

Bersambung...

Indri - 11 Jan 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar