Selasa, 12 Januari 2021

Day 12 - Bible Journaling 2021

Ia berbuat baik kepada suaminya 
dan tidak berbuat jahat sepanjang umurnya.
Amsal 31 : 12 (TB)


Kriteria kedua, seorang istri tidak menjadi penghalang namun selalu menjadi penolong bagi suami (menurut terjemahan FAYH). Di sini istilah penolong tidak disama artikan dengan pembantu. Penolong dalam bahasa Ibrani aslinya adalah ezer kenegdo, diterjemahkan menjadi penolong yang sepadan  (tidak ada makna inferioritas atau diibaratkan seperti budak ). Jadi posisi suami dan istri adalah sepadan tidak ada yang lebih superior baik penolong maupun orang yang ditolong. Ezer disini berarti seseorang yang siap membantu, selalu memberi semangat orang yang ditolongnya. Saya masih teringat waktu Kak Friska jelaskan makna ezer di camp WB, ezer diilustrasikan ketika seseorang terjun di medan perang lalu dia terpojok, terdesak, tak berkutik, saat itulah penolong datang mengirimkan bantuan tepat saat dibutuhkan. Ezer dalam Perjanjian Lama juga diartikan sebagai hati penolong Allah saat menolong umatNya.

Selain bermakna penolong, beberapa ayat Alkitab menerjemahkan ke dalam kata yang lebih luas yaitu baik/good. Memang terlalu umum karena baik yang seperti apa. Gak perlu muluk-muluk harus baik yang sampai masakin suami tiap hari, atau mijetin suami tiap habis pulang kantor / kerja, atau yang harus kasi kado tiap kali suami ultah wkwk.. 

Kalau gitu harus mulai dari mana untuk jadi istri yang 'baik'? 
Yang paling sederhana adalah istri yang selalu merasa dicukupkan, tidak banyak menuntut, Manusia pada dasarnya tidak pernah puas, jadi  pasti akan selalu menuntut minta lebih. Kalau dipikir para koruptor juga sudah kaya, tapi selalu tidak pernah merasa 'cukup' juga kan?

Kemudian jangan membandingkan suami dengan pria lain ( apalagi halu membandingkan suami dengan oppa-oppa di drakor yang tidak akan ditemukan di kehidupan nyata wkwkwk). Sadarlah! kalau oppa yang tampang rupawan, kaya raya, baik tanpa cela, romantis, pengertian dan pinter masak bak chef michelin tidak eksis di dunia nyata wkwk.. 

Jangan jadikan masalah kecil jadi masalah besar bila ada sesuatu yang tidak sesuai dengan rencana kita, kemudian kita ungkit-ungkit, ngomel-ngomel, dan marah-marah gak jelas pada suami atau anak.  Alkitab bahkan menulis khusus tentang hal ini : 


Lebih baik tinggal di padang belantara, 
daripada 
tinggal dengan istri 
yang suka mengomel dan marah-marah. 
~Amsal 21 : 19 (BIS)

Mulailah dengan  menerima kekurangan dan kelemahan suami, toh kita pun juga bukan wanita yang sempurna tanpa cela. Kita masing-masing punya kelemahan namun disatukan untuk saling ditajamkan dan diasah berubah menjadi lebih baik menjadi serupa dengan gambaran-Nya. Selalu menjadi partner yang terbaik bagi pasangan. Siap sedia untuk membangun bukan untuk meruntuhkan. Jadikan Tuhan sebagai pondasi untuk membangun rumah tangga yang kuat. ^^ 

Bersambung...

Indri - 12 Januari 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar