Anak-anaknya bangun,
dan menyebutnya berbahagia,
pula suaminya memuji dia:
~Amsal 31 : 28 (TB)
Kriteria kedelapan belas, seorang istri yang berhasil mendapatkan penghargaan dan pujian dari anak-anak dan suaminya. Sederhana sekali, dari ayat ini membuktikan, tidak perlu muluk-muluk mencari pujian di luaran atau pun dunia maya di era sekarang. Cukup dapatkan semangat dan pujian dari orang rumah jauh lebih berdampak.
Pujian dan penghargaan bisa terucap saat seseorang merasa terbuka dan bersuka hatinya. Orang-orang yang berkonflik tidak mungkin bisa mengucapkan pujian ( bisa saja pujian yang sekadar basa basi bukan pujian yang tulus dari hati). Jika ada permasalahan keluarga, harus segera dibereskan , jangan ditunda-tunda atau pun ditimbun. Komunikasi dalam keluarga bisa terjalin dengan baik kalau semua anggota saling terbuka dan bisa saling menghargai masing-masing jerih payah. Saat komunikasi tidak bermasalah, tentu tidak ada masalah dengan memberikan pujian yang tulus dari hati. ^^
Saya pernah bercerita sama teman, bagi saya yang awalnya terpaksa memasak untuk kebutuhan keluarga, yang paling menyukakan hati adalah saat anak dan suami memuji masakan dan memakannya hingga habis. Apalagi terkadang anak perempuan saya dengan ekspresif berkata "Enak mah, masakan ini tak rating 100 dari 100!" haha bagi saya ucapan seperti itu merupakan charge saat melayani keluarga. Misal pun tanpa kata-kata pujian pun, saat melihat piring-piring kosong, hati saya sudah disenangkan.
Refleksi hari ini : Tidak perlu mendapat pengakuan dari luar, melainkan mulai dari keluarga inti jauh lebih menggembirakan.
Indri - 28 Januari 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar